Selasa, 27 Oktober 2015

Contoh Biografi Orangtua

Tugas individu                                                                                                
Biografi
Syamsuddin
 

                                                                               

                                    Oleh :
                           Nama          : Nurmayani .S
                                      Kelas                    :  XII IPA 2
                                      Nis              :121918     
                SMAN 1 TELLU SIATTINGE
                           Tahun Ajaran 2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga tugas akhir “ BIOGRAFI”  ini dapat diselesaikan.
Kegiatan penulisan Biografi ini bertujuan sebagai apresiasi siswa kepada orangtuanya. Karena penulisan bigrafi ini diharuskan siswa memilih biografi orangtua, baik Ayah maupun Ibunya. 
Meskipun Penulis telah berupaya menjadikan Biografi ini dengan sebaik-baiknya, namun tidak menutup kemungkinan terdapat kekeliruan yang tidak penulis sadari baik segi penulisan maupun arti, untuk itu kritik dan saran yang bersifat kontruksif dari pembaca senantiasa diharapkan demi kesempurnaanya.
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya Biografi ini, cukup banyak hambatan yang ditemui. Namun berkat kemauan, ketekunan dan masukan dari bapak dan ibu guru pembimbing dengan sabar memberikan petunjuk dan arahan, maka sungguh patut kiranya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tellu Siattinge ,  01 Maret  2015

Nurmayani.S




Daftar isi
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I   DESKRIPSI TOKOH
A.  Biodata tokoh ................................................................................................  4
B.  Sekilas tentang tokoh..................................................................................... 4
C.  Masa Kelahiran Tokoh………………………………………………………..5
D.  Masa  Kecil Tokoh......................................................................................... .7
E.   Masa Pendidikan Tokoh................................................................................. .9
F.   Masa Pengorbanan Tokoh.............................................................................. 12
G.  Masa Tokoh Berkeluarga................................................................................ 13
H.  Tokoh dimata Guru........................................................................................ 14
I.Tokoh dimata Masyarakat ............................................................................... 14
J.Tokoh dimata Orangtua ................................................................................... 16

BAB III  PENUTUP
A.   Lampiran (foto- foto)…………………………………………………………17
B.  Tentang Penulis………………………………………………………………….20




Biodata singkat
Nama                           : Syamsuddin
Tempat/tanggal/Lahir : Lalladde, 31 Juli  1974 
Riwayat Pendidikan   : 1.) SDN 63 Ajjalireng
                                      2.) SMPN 2 Tellu Siattinge
Pekerjaan                     : Petani
 Nama Orangtua
                        Ayah   : H. Nusu
                        Ibu         : Hj. Mondeng
Sekilas tentang Tokoh
                      Syamsuddin merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Beliau memiliki 3 Adik laki-laki dan satu adik perempuan. Istrinya bernama Sahida. Beliau dikaruniai 2 (dua)  orang anak perempuan dan 3 (tiga)  laki-laki. Nurmayani.S adalah anak pertamanya. Ia sudah berumur 16 tahun. Sekarang ia sekolah di Sman 1 Tellu Siattinge. Anak keduanya adalah perempuan. Nur Aziza.S ( 14 Tahun) .  Sekolah di Madrasah Tsanawiah Da’arul Ulum As-Adiyah Luwu Timur. Anak ketiganya, Muh. Arif. S ( 12 tahun) sekarang ia sekolah di  Boarding School of Walhuffadz Junaidiyah , Kec. Wotu Kab. Luwu Timur.
 Muh. Afiq .S dan Muh. Azhari .S merupakan anak ke-empat dan kelimanya. Keduanya sekolah di SDN 254 Laroeha, Kab. Luwu Timur. Beliau mendidik semua anaknya dengan tegas. Apa yang dikatakan beliau harus dilakukan. Beliau juga sangat menekankan kepada semua anak-anaknya for always remember to God. Setiap waktu anak-anaknya tidak ada yang boleh meninggalkan shalat. Itu yang utama. Meskipun Beliau tidak tinggal bersama.  Tapi anak-anaknya selalu patuh terhadap apa yang dikatakan Orangtuanya. Ada yang tinggal bersama neneknya ada juga yang tinggal di asrama. Tapi beliau yakin anak-anaknya menuntut ilmu itu merupakan salah satu ibadah. Dan akan dibalas dengan Pahala.
            Beliau bertekad akan menyekolahkan anak-anaknya sampai sukses dan berhasil. Mengingat Beliau pada masa kecilnya tidak diizinkan untuk sekolah oleh kedua orangtuanya. Beliau ditekankan untuk bekerja disawah dan mengembala sapi, Beliau sangat sedih. Sekarang, Beliau tidak ingin melihat anak-anaknya putus sekolah. Dan merasakan apa yang beliau rasakan dulu. Tapi, disamping ia menyekolahkan anak-anaknya, Beliau juga menekankan kepada anak-anaknya untuk bersungguh- sungguh dan selalu serius dalam menuntut ilmu. Harapan Beliau sekarang adalah ingin sukses dalam mendidik anaknya mampu Menjaadi orangtua yang baik bagi anak-anaknya.
Masa Kelahiran Tokoh
            Beliau dilahirkan dalam sebuah keluarga sederhana dari pasangan H. Nusu  dan H. Mondeng . Tepatnya tanggal 31 Juli  1974  di Lalladde Ds. Lappae. Orangtuanya memberikannya nama Syamsuddin. Beliau merupakan anak Sulung dari lima bersaudara.  Adiknya Tiga laki-laki dan Satu perempuan. Kelahirannya dipermudahkan oleh Allah SWT. Beliau lahir di rumah Nenek dan Kakeknya. Karena orangtuanya belum memiliki rumah. Saat beliau lahir, ayahnya tidak melihat secara langsung proses kelahiran anak Pertamanya. Dikarenakan ayahnya sedang berada di Luar Provinsi Tepatnya Samarinda. Ayahnya kesana untuk mencari nafkah seperti kebiasaan masyarakat Bugis pada umumnya, yaitu merantau.. Saat beliau berumur 3 bulan ia sakit. Ibunya yang saat itu masih tinggal di rumah orangtuanya sempat merasa khawatir.
 Tiga hari panas badannya mulai turun. Ibunya mulai lega. Akan tetapi, dimalam harinya Beliau kembali mencret-mencret. Banyak tetangga yang berpendapat bahwa kemungkinan ia merindukan sosok ayahnya yang belum kembali. Neneknya menyarankan Ibunya agar segera memberitahukan Ayahnya  supaya kembali. Tetapi ibunya bersikeras tidak ingin memberitahukan suaminya. Takutnya ayahnya gelisah memikirkan hal itu. Padahal ayahnya baru saja pergi. 2 hari sebelum anaknya lahir.
            Saat  berumur 4 tahun, Beliau mulai mengenal lingkungan sosialnya. Mulai dari tetangga, keluarga dekat, sepupu, Paman dan Tantenya . Beliau mempunyai tetangga yang umurnya sebaya dengannya. Setiap harinya ia melihat ayah temannya. Temannya memanggil Ayahnya dengan sebutan “ Bapak”. Beliau berfikir bahwa ayah temannya itu juga adalah ayahnya. Jadi beliau ikut memanggilnya dengan sebutan Bapak. Tahun 1979, Ayahnya pulang . Beliau sudah berumur 5 Tahun. Namanya anak-anak , beliau belum mengenal sosok ayahnya. Sosok yang baru ia lihat. Beliau merasa takut, dan malu padanya. Ibunya juga tidak memberitahukan bahwa itu adalah ayahnya. Dia berfikir bahwa itu mungkin pamannya yang datang dari Luwu. Mulailah ia memanggilnya dengan panggilan “ om”. Panggilan tersebut didengar oleh Ibunya. Mulailah. Menjelaskan bahwa itu adalah ayahnya. Barulah ia mengetahui hal itu.


Masa Kecil Tokoh
Lalladde Ds. Lappae tempat kelahiran beliau. Di tempat inilah benyak menyimpan kenangan bagi beliau. Sebuah desa yang berjarak sekitar 23   kilometer dari ibukota Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Karena jarak yang cukup jauh dari pusat pemerintahan, desa ini masih belum tersentuh oleh kemajuan. Jalan yang berlumpur saat hujan, ditambah lagi desa ini belum tersentuh oleh penerangan listrik. Kebanyakan warga desa, termasuk tempat tinggal beliau  menggunakan penerangan berupa pelita, atau lambu sumbu dengan bahan bakar minyak.
            Layaknya dusun  yang masih terisolir, jalan kampung beliau banyak dilalui sapi yang lalu-lalang. Sesekali kampung ini dilalui oleh mobil, yang membuat anak-anak kecil berlarian mengejarnya.Mobil yang lewat setiap harinya itu bisa di hitung jari.
Dibandingkan mobil, kampung ini lebih sering dilalui oleh delman kuda. Meskipun masih terisolir, setidaknya kampung ini merupakan salah satu kampung yang dilalui oleh rute pesawat. Sehingga, ketika pesawat melintasi langit anak-anak kecil mendongakkan kepalanya dan menjadi riuh. Meski sering melihatnya, tetap saja mereka berteriak kegirangan ketika melihat pesawat. Hal itu juga menjadi salah satu kebiasaan/hobby beliau. Setiap harinya beliau di sibukkan oleh beberapa permainan tradisional. Seperti Main Kelereng, Main Karet, Main Galaksin, dan Main layangan. Beliau merupakan jagoan dalam permainan tradisional .
            Pernah sekali beliau ingin sekali bermain Karet. Akan tetapi ia tidak memiliki Karet.Ia pun meminta uang pada ibunya. Ibunya hanya  mengatakan bahwa uangnya belum ada. Ia kecewa, tapi ia tidak mengatakan sepatahkata pun, Beliau hanya tersenyum. Beliau mengerti dengan keadaan ibunya yang serba kekurangan. Ia pun kembali pergi bermain dengan temen-temannya. Didepan rumah, Beliau memungut uang sebesar 5 Rupiah (sekarang senilai Rp. 5000). Beliau tidak memberitahukan Ibunya, sebab dalam keluarganya diberlakukan aturan agama sangat ketat. Beliau ditekankan tidak boleh mengambil barang milik orang lain. Karena beliau tidak ingin membelanjakan uang tersebut. Terpaksa uang tersebut disimpan di dalam tiang rumah. Pada saat itu tiang rumahnya dari kayu, jadi apabila dimakan rayap, tiangnya akan berlubang. Dilubang itulah beliau menyimpan uang tersebut. Sampai sekarang uang itu masih ada dan tidak bernilai lagi.
            Pernah juga, Beliau mengambil uang ibunya sebesar 150 rupiah (sekarang senilai Rp. 150 Ribu) hanya untuk membeli layangan milik temannya. Ibunya mengetahui bahwa ia mempunyai uang.Ibunya bertanya “ Ambil uang dimanaki nak?”. Beliau hanya mengatakan Pungut di belakang rumah. Ibunya melihat uangnya tidak ada. Ibunya mulai curiga. Sebenarnya Ibunya tidak melarang uangnya diambil.Akan tetapi ia melarang keras anaknya mencuri. Ia mengambil uang ibunya karena ingin membeli layang layang. Beliau ingin sekali bermain layangan . Hanya ayahnya yang bisa membuatkannya akan tetapi ayahnya tidak ada. Ayahnya pergi Mencari nafkah di Malaysia.
            Pada akhirnya Beliau pun mengaku. Beliau dipukuli oleh ibunya . Dari kejadian itu, Ia tidak ingin lagi mengambil uang ibunya tanpa sepengetahuannya. Layangan yang sudah dibeli tadi diberikan kepada temannya. Karena dilarang oleh ibunya bermain layangan. Ayahnya kembali dari Malaysia pada tahun 1982. Ayahnya kembali dan Mengembala sapi milik oranglain. Ia membantu ayahnya sampai sapi tersebut memiliki anak. Kemudian anaknya tersebut ia pelihara dan menjadi miliknya. Induknya dikembalikan pada pemiliknya.
            Dari hasil tersebut, Ayahnya dapat membeli sepetak tanah. Ayahnya mulai membajak sawah, dan beliau yang menggembala sapi. Dari kesibukan tersebut, tak ada waktu untuk bermain dengan teman sebayanya. Juga tak ada waktu untuk sekolah. Ia baru disekolahkan oleh orangtuanya pada tahun 1985. Saat itu ia sudah berumur 10 tahun.
Masa Pendidikan Tokoh
             Keinginan untuk sekolah sangat tinggi.  Beliau masuk Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1985. Beliau sekolah di SDN 63 Ajjalireng di Panning Ds. Ajjalireng.  Beliau berangkat ke sekolah bersama dengan Adik laki-laki  Ibunya. Akrab disapa dengan Paman. Kebetulan umurnya tidak berbeda jauh. Pamannya sudah kelas II, ia baru masuk kelas. Beliau dan pamannya juga kadang bermain bersama.
            Saat pertama kali masuk kelas 1, Ia ditertawai oleh gurunya. Karena ukuran tulisan beliau sangatlah besar. Anehnya Beliau pintar Berhitung dan  Membaca. Hanya saja beliau belum pintar menulis.  Beliau termasuk salah satu anak yang cukup cerdas. Setiap hari beliau diajari oleh gurunya menulis. Hingga akhirnya ia sudah pandai.  Sepulang sekolah, ia membantu orangtuanya untuk membersihkan rumah. Berhubung ia belum memiliki adik Perempuan. Beliau juga memiliki adik   3 orang. Tapi semuanya laki-laki. Orangtuanya sangat merindukan  kehadiran anak perempuan.
            Beliau kesekolah memakai sepatu hanya hari Senin. Hari-hari lain seperti hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,dan Sabtu hanya memakai Sandal. Itupun sandal yang dipakai hanya Sandal jepit. Beliau membeli sepatu dari hasil ia menjual Burung Jawa di Kebun milik Sepupunya . Beliau menangkap sendiri burung itu. Awalnya Beliau dan saudaranya memang mengincar buung Jawa .Selain harganya menarik juga banyak di cari oleh oranglain. Beliau menjualnya seharga 1500 Rupiah ( sekarang seharga RP 150 Ribu)
 Beliau dan Saudaranya sangatlah akur . mereka tidak pernah bertengkar. Tidak seperti teman seumurannya yang sering bertengkar. Memang temannya bertengkar tidak pernah sampai mereka saling menyakiti.  Tapi Wajar saja sebagai anak-anak mereka  berlomba untuk mendapatkan sesuatu. Tetapi, Orangtuanya melarang beliau untuk sering- sering mengejek adiknya ataupun sampai berkelahi untuk meperebutkan sesuatu. Karena dengan begitu ia akan semakin mudah di usili atau dijaili oleh adiknya. Beliau sering bermain bersama adiknya. Olehkarena itu beliau sangat dihargai oleh adik-adiknya . Terkadang beliau juga merindukan sosok adik perempuan tapi  harapan itu hanya dapat disimpan.
Disekolah beliau juga menjadi kebanggaan guru. Selain Beliau cerdas, ia juga senang membantu guru. Selama sekolah ia selalu menduduki peringkat 1 . Pernah sekali, Beliau sakit Tifus. Beliau sakit selama satu semester. Beliau tidak pernah kesekolah. Sampai ulangan semester pun ia tidak bisa datang. Sebab kesehatannya masih lemah.  Saat pembagian rapor, semua teman-temannya heran. Karena tidak ada yang menduduki peringkat 1. Hanya ada peringkat II dan Peringkat III.
Beliau juga sangat menggemari bidang olahraga. Ketika ada perlombaan, beliau tidak pernah absen. Beliau sering memenangkan lomba lari jarak 100 m, 200 m, 800 m,  bulu tangkis dan Sepak Takraw. Beliau mendapatkan banyak piala dan penghargaan dari lomba yang dia ikuti. Jumlahnya sudah banyak.
            Beliau adalah siswa yang rajin, dan cukup cerdas. Setiap tugas yang diberikan tidak pernah dilupakan dan selalu diselesaikan. Jadi wajar saja kalau beliau Menduduki peringkat I. Beliau selalu mendapatkan hadiah dari guru beliau atas prestasi yang beliau raih.  
Pernah juga pada saat Beliau sudah Kelas III. Beliau dimasukkan oleh Gurunya kedalam Organisasi Pramuka. Beliau sangat senang. Itu juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat dirinya. Karena hanya Beliaulah murid kelas III yang diikutkan. Semua peserta hanya dari kelas IV, kelas V dan kelas VI. Pada saat menjelang 17 Agustus beliau hanya latihan , latihan,dan latihan . karena seperti tahun-tahun sebelumnya , Pada saat 17 belasan berbagai macam lomba di lombakan. Mulai dari Kegiatan pramuka seperti Smaphore, sandi, Tali-temali hingga  seni, Olahraga, dan Rohis ( Rohani Islam). Dalam bidang Rohis yang diperlombakan adalah Hafalan Surah pendek, Lomba Tajwid, Tilawah dan lain sebagainya.
Pada saat Perkemahan 17 belasan di Lap. Sepakbola Tokaseng, Tellu Siattinge. Beliau diikutkan lomba Tilawah oleh Gurunya. Beliau membaca Q.S Al-baqarah dan berhasil mendapat Juara I sedesa Ajjalireng. Kemudian Juara 1 se-Tellu siattinge. Beliau sangat senang. Beliau menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar pada tahun 1989. Dan berhasil  mendapat nilai yang sangat tinggi dan memuaskan diantara nilai teman-temannya.
Setelah menyelesaikan Pendidikannya di Sekolah  Dasar, Pada tahun yang sama  Beliau kembali melanjutkan Pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beliau melanjutkan pendidikannya di SMPN 2 Tellu siattinge . Sebuah sekolah yang juga terletak di desa Lanca. Jarak rumahnya ke sekolah  cukup jauh. Beliau kesekolah dengan jalan kaki. Karena pada saat itu belum banyak mobil dan motor. Itupun yang memakai motor kesekolah hanyalah orang-orang yang terbilang mampu dari segi ekonomi.
Beliau Berada di situasi dan suasana yang baru tentu harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya tersebut. Beliau harus pandai-pandai mengatur waktunya. Karena sepulang sekolah , Beliau harus membantu Orangtuanya di sawah. Dari membajak sawah, menanam Padi sampai Panen Ia membantu Ayahnya. Setiap Pagi, Beliau sering terlambat ke sekolah. Beliau bangun subuh, Setelah salat, Beliau kesawah dengan keadaan masih gelap. Beliau disawah sampai matahari hampir terbit. Beliau baru diizinkan pulang orang ayahnya. Otomatis Beliau sering terlambat. Sementara, Perjalanan kesekolah cukup jauh. Ia harus berjalan kaki selama Kuranglebih 30 menit. Sering teman-temannya sudah belajar , Beliau baru tiba disekolah. Beliau menjelaskan alasannya. Kadang dimaklumi. Tapi  karena keseringan terlambat, gurunya marah. Beliau masih menahan malu pada teman-temannya. 
Disamping itu,  Beliau dipercayakan oleh gurunya sebagai  pemimpin gerak jalan. Anggotanya ada dari kelas VIIIA, VIIIB, VIIA, dan VIIB. Kebanggaan  karena Beliau harus memimpin seniornya serta teman seangkatannya. Awalnya beliau malu, tapi keseringan komunikasi, bercanda, tertawa akhirnya beliau sudah tidak canggung lagi.
Karena keseringan terlambat, Beliau merasa malu pada gurunya dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Beliau tidak menyelesaikan sekolahnya, beliau hanya  sampai dikelas VII semester II.




Masa Pengorbanan  Tokoh

                Pada tahun 1990, Beliau tidak lagi menikmati masa-masa tinggal bersama kedua orangutan  dan adik-adiknya. Beliau sudah tidak sekolah lagi.  Untuk membantu pemasukan kedua orangtuanya, Ayahnya menyarankan agar Beliau berangkat ke Sandakan, Malaysia.  Beliau disana hanya tinggal selama 2 tahun. Pekerjaan yang kerjakan adalah belajar berkebun. Beliau baru belajar berkebun karena pada saat beliau tinggal bersama kedua orangtunya beliau hanya diajar oleh ayahnya bersawah. Beliau belajar menanam sayur, berbagai macam sayuran beliau tanam. Karena beliau harus bekerja setiap hari, Beliau tidak tahan karena gaji/upahnya tidak diberikan. Beliau memutuskan untuk berhenti bekerja. Semua gaji/upahnya hanya diganti dengan jam Tangan. Bukankah itu rugi? 
Karena merasa dirugikan dengan  pekerjaan itu, Beliau terpaksa Pindah ke Pekerjaan yang lain. Beliau pindah, Beliau kerja kebun kelapa sawit. Gaji yang beliau terima pada saat itu adalah 300 ringgit/perbulan ( Rp. 600.000/perbulan). Beliau bekerja ditempat itu hanya 2 bulan. Tidak lama Pekerjaannya ditutup, karena Kebun kelapa sawit milik oranglain itu akandijual dan  dipindahalikan. Otomatis Beliau berhenti lagi.  Tidaklama berhenti, beliau bekerja sebagai pekerja kontrak dengan gaji 900 Ringgit/bulan ( Rp. 1.800.000/bulan). Lama- kelamaan gajinya tidak dicairkan. Gajinya diberikan apabila  pekerjanya ingin pulang kampung.   Karena tidak lelah dengan pekerjaanya beliau memutuskan untuk pulang. Ketika ingin pulang beliau meminta gajinya dan diberikan sebesar 750 Ringgit (1.500.000). Beliau kembali kekampung halamannya pada tahun 1996.


Masa Tokoh Berkeluarga
Pada tahun 1996 belum telah kembali. Ketika beliau kembali, kedua orangtuanya berniat untuk menunaikan rukun islam yang ke-6. Tiga bulan kedua orangtuanya menunggu giliran. Dulu tidaklah sama dengan zaman sekarang. Sekarang Orang menunggu selama bertahun-tahun . Tiga bulan menunggu akhirnya kedua orangtuanya akhirnya dapat menunaikan ibadah haji.  Karena kedua orangtuanya sedang menunaikan ibadah haji, jadi beliau dan keempat adiknya tinggal bersama. Satu bulan lamanya, kedua orangtuanya berada disana.  Adik bungsunya,  perempuan. Satu-satu perempuan dalam keluarganya. Dia sangat disayang oleh ibunya.   ketika itu sudah berumur 9 tahun masih sedih dan   kangen dengan ibunya.   Ketika mendengar kabar orangtuanya akan pulang beliau sangatlah senang. Beliau  dan adiknya berniat akan menjemput kedua orangtuanya.  
Beberapa minggu setelah kedatangan kedua orangtuanya,  semua keluarganya  termasuk nenek kakeknya menyarankan agar beliau mencari pendamping. Semua menginginkan beliau menikah. Karena beliau merupakan anak yang pendiam dan sabar. Masalah jodoh ia serahkan kepada kedua orangtuanya. Karena keputusan beliau, kedua orangtuanya telah memilih yang tepat buat dirinya. Usianya selisih setahun. Menurut orangtuanya ia merupakan orang yang sabar. Sama seperti sifat beliau.
Dari sinilah beliau bertemu  dengan seorang wanita idamannya. Meskipun beliau belum saling mengenal satu sama lain. Tapi beliau dan istrinya bisa melalui semua masalah yang beliau hadapi bersama dengan istri tercintanya. Beliau menikah pada tahun 1996.  Awal menikah beliau tidak langsung memiliki rumah. Beliau tinggal bersama mertuanya. Setiap hari beliau membantu mertuanya ke sawah. Dari sinilah beliau mendapat uang tabungan sendiri. Dari tabungan itulah, Beliau Berangkat ke Malili bersama Istri dan anak pertamanya. Pada saat itu anaknya masih belum cukup dua bulan. Orangtuanya sangat khawatir akan keadaan cucu pertamanya tersebut. Disinilah beliau mencari nafkah dan hidup. Jauh dari kedua orangtua merupakan suatu beban, tapi beliau mengingat bahwa pada saat beliau masih kecil orangtuanya pernah berkata “ Dimana ada perkumpulan pasti ada perpisahan”. Kata –kata itu sudah terbukti. Pada saat beliau masih kecil , mereka semua tinggal bersama, tapi sekarang semuanya telah berpisah. 
Tokoh dimata Guru
Beberapa alasan  guru beliau pada saat sekolah. Dalam menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya , Ia tidak pernah terlibat perkelahian sesama teman-temannya. Ia sangat ramah. Karena keramahannya,  Ia juga diangkat sebagai ketua kelas 1 sampai dengan   kelas VI.  Ketika ditanya mengenai kepribadian  dan  Sikap Beliau semasa sekolah dulu. H. A. Syamsul Bahri S.pd,  guru beliau, mengatakan Dia orang yang cerdas, tidak pernah absen dalam peringkat dikelasnya. Memang pada saat sekolah, dia  sering meminta izin biasa dari 3 hari sampai dengan 1 bulan lamanya. Tapi dia tidak pernah ketinggalan mata pelajaran   dikelas. Dia selalu hadir dalam juara peringkat kelas. Prestasinya hanya pernah menurun Sekali selama 12 semester. Itupun kerena pada saat itu dia sakit tifus dan harus dirawat di rumah, sehingga dia tidak bisa  kesekolah selama satu semester full jelasnya.
 Di Sekolah Menengah Pertama Beliau langsung dipercayakan  sebagai Ketua Kelas di Kelasnya, Kelas VIIB.  Disekolah , Beliau  termasuk siswa yang pendiam tidak banyak bicara. Beliau  termasuk orang yang sabar. “Saya menyarankan agar beliau melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, tidak hanya sampai di SMP,  Saya sangat menyanyangkan dulu ia putus sekolah di SMP. Karena sebenarnya otaknya mampu, ekonominya juga mampu tapi ia didesak oleh ayahnya untuk belajar bersawah” Lanjutnya
Tokoh dimata Masyarakat
                Keakrabannya dengan masyarakat dinilai sangat baik. Masyarakat memberikannya kepercayaan.  Beliau dipilih oleh masyarakat untuk diangkat sebagai Imam di mesjid yang beliau tinggal saat ini Desa Parumpanai Kab. Luwu Timur. Beberapa desakan masyarakat membantah alasannya yang tidak masuk akal. Beliau tidak ingin menjadi Imam karena Pemahamannya tentang agama belum terlalu tinggi. Karena semua masyarakat sangat menginginkan agar beliaulah yang menjadi Imam pertama di Kampung itu. Sebenarnya menjadi imam itu tidak mudah seperti yang mereka bayangkan hanya datang Shalat Subuh, Dhuhur, Ashar sampai Shubuh.  Setelah sekian lama berdebat, akhirnya beliau untuk menerima kepercayaan masyarakat. Tapi Beliau mengatakan bahwa Beliau hanya ingin menjadi Imam selama 3 Tahun.
            Selama menjadi Imam banyak sekali suka duka yang Beliau lalui bersama Istri dan anak-anaknya . Mungkin inilah yang dinamakan Cobaan hidup.  Setelah Tiga tahun Beliau membicarakan perjanjian yang Beliau putuskan pada saat awal menjadi Imam .  Masyarakat sangatlah sedih dan menginginkan beliau lagi   melanjutkan lagi. Karena semenjak beliau menjadi Imam, dari masyarakat yang dulunya tidak pernah ke masjid, sekarang mulai berdatangan. Itu merupakan wujud kebanggaan masyarakat pada Beliau. Setiap kali ingin membicrakan keputusannya kepada masyarakat , Masyarakat tidak saja ingin beliau memberhentikan dirinya imam. Beliau baru diizinkan oleh masyarakat setelah 7 Tahun.Beliau sangat bangga karena masyarakat sampai sekarang tidak ada yang berubah sikap dan perilakunya.
Tokoh dimata Orangtua
Beliau merupakan Anak pertama.  Jadi beliaulah yang memberikan contoh kepada adik-adiknya. Beliau merupakan anak yang berbakti kepada orangtua, taat ibadah, serta menyayangi adik-adiknya. Pada saat adiknya kecil , beliau yang menjaga adik-adiknya , mengajaknya bermain juga mengajar adiknya pada saat beliau sudah sekolah. Setiap beliau pulang sekolah, ayahnya menyuruh  beliau  untuk mengembala dan membantunya disawah. Dari membajak sawah, menanam Padi sampai Panen Ia membantu Ayahnya. Setiap Pagi, Beliau sering terlambat ke sekolah. Beliau bangun subuh, Setelah salat, Beliau kesawah dengan keadaan masih gelap. Beliau disawah sampai matahari hampir terbit. Beliau baru diizinkan pulang orang ayahnya. Otomatis Beliau sering terlambat. Sementara, Perjalanan kesekolah cukup jauh. Ia harus berjalan kaki selama Kuranglebih 30 menit. Sering teman-temannya sudah belajar , Beliau baru tiba disekolah. Beliau menjelaskan alasannya. Kadang dimaklumi. Tapi  karena keseringan terlambat, gurunya marah. Beliau masih menahan malu pada teman-temannya.   Tapi beliau tidak pernah marah, geram, maupun bermuka masam pada ayahnya. Beliau  sangat bersyukur sampai sekarang  masih mempunyai kedua orangtua.










Lampiran ( Foto-foto)









                              Pict 1.  Sahida ( Istri Syamsuddin)









                             Pict. 2 Syamsuddin dan Sahida









                             Pict. 3 (Nurmayani.S & NurAziza .S)









                             Pict 4. Muh. Arif . S








                                      Pict 5. Muh Afiq .S










                                    Pict 6. Muh Azhari. S


Tentang Penulis                                                                            
 
Nama                           : Nurmayani.S
Tempat, Tggal, Lahir   : Bone, 27 Mei 1998
Alamat                        : Lalladde, Ds. Lappae Kab. Bone
Agama                         : Islam
Cita-cita                                                                                : Translater dan Staff Administrasi                    Marketing

               

Nurmayani.S adalah Anak pertama dari buah hati pasangan Syamsuddin dan Sahida.  Ayah dan Ibunya mulai  mengenalkannya  dunia pendidikan pada Tahun 2003 dibangku Sekolah Dasar. Ia masuk Sekolah dasar pada Usia 5 tahun   di SDN 254 Laroeha. Tepatnya di Desa Parumpanai, Kec. Wasuponda  Kab. Luwu Timur.  Selama sekolah ia selalu masuk dalam peringkat kelas. Tapi, ia tidak pernah diizinkan  untuk ikut Olimpiade mewakili sekolahnya. Alasannya Orangtuanya melarang, karena usianya sangat  muda dibandingkan dengan usia teman-temannya.  Orantuanya khawatir,  ia tidak bisa belajar dan memahami semua matapelajaran yang akan diperlombakan.
 Pada tahun 2008,  Ia  berhasil menyelesaikan pendidikan  di SDN 254 Laroeha dengan nilai tertinggi ke 3 .   Pada tahun yang sama Ia melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Tellu Siattinge,Kab. Bone. Disamping aktivitas belajar setiap hari, aku mengikuti berbagai Kursus seperti Bahasa Inggris dan Komputer. Ia  juga menggeluti berbagai organisasi seperti,  organisasi Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR). Selama ia sekolah di SMP, lagi-lagi ia tidak pernah diikutkan oleh gurunya untuk ikut Olimpiade, alasannya Ia pintar, tapi temannya jauh lebih pintar. Pada  tahun 2013 Ia  berhasil menyelesaikan studinya di SMPN 2 Tellu Siattinge, dengan nilai yang memuaskan. Dan berhasil masuk 10 Besar terbaik seluruh kelas IX. Ia menduduki urutan ke-7 dari sekian banyaknya  siswa kelas IX di sekolahnya.
            Ditahun yang sama ,Ia  melanjutkan Study di Salah satu sekolah di Kabupaten Bone.Ia bangga bisa masuk di SMAN 1 Tellu Siattinge   dan menuntut ilmu disana. Beberapa Misi yang ingin ia Gapai salahsatunya adalah bisa mahir dalam berbahasa Inggris , 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar