Tugas individu
Biografi
Syamsuddin
Oleh :
Nama :
Nurmayani .S
Kelas : XII IPA 2
Nis :121918
SMAN 1 TELLU SIATTINGE
Tahun
Ajaran 2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga tugas akhir “ BIOGRAFI”
ini dapat diselesaikan.
Kegiatan penulisan Biografi ini bertujuan sebagai apresiasi siswa kepada
orangtuanya. Karena penulisan bigrafi ini diharuskan siswa memilih biografi
orangtua, baik Ayah maupun Ibunya.
Meskipun Penulis telah berupaya menjadikan Biografi ini dengan
sebaik-baiknya, namun tidak menutup kemungkinan terdapat kekeliruan yang tidak penulis
sadari baik segi penulisan maupun arti, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat kontruksif dari pembaca senantiasa diharapkan demi kesempurnaanya.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya Biografi ini, cukup
banyak hambatan yang ditemui. Namun berkat kemauan, ketekunan dan masukan dari
bapak dan ibu guru pembimbing dengan sabar memberikan petunjuk dan arahan, maka
sungguh patut kiranya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Tellu
Siattinge , 01 Maret 2015
Nurmayani.S
Daftar isi
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................
iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iv
BAB I DESKRIPSI TOKOH
A.
Biodata tokoh ................................................................................................ 4
B.
Sekilas tentang tokoh.....................................................................................
4
C.
Masa
Kelahiran Tokoh………………………………………………………..5
D.
Masa
Kecil Tokoh......................................................................................... .7
E.
Masa Pendidikan Tokoh................................................................................. .9
F.
Masa Pengorbanan Tokoh.............................................................................. 12
G.
Masa Tokoh Berkeluarga................................................................................ 13
H.
Tokoh dimata Guru........................................................................................ 14
I.Tokoh
dimata Masyarakat ............................................................................... 14
J.Tokoh
dimata Orangtua ................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Lampiran
(foto- foto)…………………………………………………………17
B. Tentang Penulis………………………………………………………………….20
Biodata
singkat
Nama : Syamsuddin
Tempat/tanggal/Lahir : Lalladde, 31
Juli 1974
Riwayat Pendidikan : 1.) SDN 63 Ajjalireng
2.) SMPN 2 Tellu Siattinge
Pekerjaan : Petani
Nama Orangtua
Ayah
: H. Nusu
Ibu : Hj. Mondeng
Sekilas tentang Tokoh
Syamsuddin merupakan anak pertama
dari 5 bersaudara. Beliau memiliki 3 Adik laki-laki dan satu adik perempuan.
Istrinya bernama Sahida. Beliau dikaruniai 2 (dua) orang anak perempuan dan 3 (tiga) laki-laki. Nurmayani.S adalah anak
pertamanya. Ia sudah berumur 16 tahun. Sekarang ia sekolah di Sman
1 Tellu Siattinge. Anak keduanya adalah perempuan. Nur Aziza.S ( 14
Tahun) . Sekolah di Madrasah Tsanawiah Da’arul Ulum
As-Adiyah Luwu Timur. Anak ketiganya, Muh. Arif. S ( 12 tahun) sekarang
ia sekolah di Boarding School of Walhuffadz
Junaidiyah , Kec. Wotu Kab. Luwu Timur.
Muh. Afiq .S dan Muh. Azhari .S merupakan anak
ke-empat dan kelimanya. Keduanya sekolah di SDN 254 Laroeha, Kab. Luwu Timur.
Beliau mendidik semua anaknya dengan tegas. Apa yang dikatakan beliau harus
dilakukan. Beliau juga sangat menekankan kepada semua anak-anaknya for always
remember to God. Setiap waktu anak-anaknya tidak ada yang boleh meninggalkan
shalat. Itu yang utama. Meskipun Beliau tidak tinggal bersama. Tapi anak-anaknya selalu patuh terhadap apa
yang dikatakan Orangtuanya. Ada yang tinggal bersama neneknya ada juga yang
tinggal di asrama. Tapi beliau yakin anak-anaknya menuntut ilmu itu merupakan
salah satu ibadah. Dan akan dibalas dengan Pahala.
Beliau
bertekad akan menyekolahkan anak-anaknya sampai sukses dan berhasil. Mengingat
Beliau pada masa kecilnya tidak diizinkan untuk sekolah oleh kedua orangtuanya.
Beliau ditekankan untuk bekerja disawah dan mengembala sapi, Beliau sangat
sedih. Sekarang, Beliau tidak ingin melihat anak-anaknya putus sekolah. Dan
merasakan apa yang beliau rasakan dulu. Tapi, disamping ia menyekolahkan
anak-anaknya, Beliau juga menekankan kepada anak-anaknya untuk bersungguh-
sungguh dan selalu serius dalam menuntut ilmu. Harapan Beliau sekarang adalah
ingin sukses dalam mendidik anaknya mampu Menjaadi orangtua yang baik bagi
anak-anaknya.
Masa Kelahiran
Tokoh
Beliau
dilahirkan dalam sebuah keluarga sederhana dari pasangan H. Nusu dan H. Mondeng . Tepatnya tanggal 31 Juli 1974
di Lalladde Ds. Lappae. Orangtuanya memberikannya nama Syamsuddin.
Beliau merupakan anak Sulung dari lima bersaudara. Adiknya Tiga laki-laki dan Satu perempuan. Kelahirannya
dipermudahkan oleh Allah SWT. Beliau lahir di rumah Nenek dan Kakeknya. Karena
orangtuanya belum memiliki rumah. Saat beliau lahir, ayahnya tidak melihat
secara langsung proses kelahiran anak Pertamanya. Dikarenakan ayahnya sedang
berada di Luar Provinsi Tepatnya Samarinda. Ayahnya kesana untuk mencari nafkah
seperti kebiasaan masyarakat Bugis pada umumnya, yaitu merantau.. Saat beliau
berumur 3 bulan ia sakit. Ibunya yang saat itu masih tinggal di rumah
orangtuanya sempat merasa khawatir.
Tiga hari panas badannya mulai turun. Ibunya
mulai lega. Akan tetapi, dimalam harinya Beliau kembali mencret-mencret. Banyak
tetangga yang berpendapat bahwa kemungkinan ia merindukan sosok ayahnya yang
belum kembali. Neneknya menyarankan Ibunya agar segera memberitahukan
Ayahnya supaya kembali. Tetapi ibunya
bersikeras tidak ingin memberitahukan suaminya. Takutnya ayahnya gelisah
memikirkan hal itu. Padahal ayahnya baru saja pergi. 2 hari sebelum anaknya
lahir.
Saat berumur 4 tahun, Beliau mulai mengenal
lingkungan sosialnya. Mulai dari tetangga, keluarga dekat, sepupu, Paman dan
Tantenya . Beliau mempunyai tetangga yang umurnya sebaya dengannya. Setiap
harinya ia melihat ayah temannya. Temannya memanggil Ayahnya dengan sebutan “ Bapak”. Beliau berfikir bahwa ayah
temannya itu juga adalah ayahnya. Jadi beliau ikut memanggilnya dengan sebutan
Bapak. Tahun 1979, Ayahnya pulang . Beliau sudah berumur 5 Tahun. Namanya
anak-anak , beliau belum mengenal sosok ayahnya. Sosok yang baru ia lihat.
Beliau merasa takut, dan malu padanya. Ibunya juga tidak memberitahukan bahwa
itu adalah ayahnya. Dia berfikir bahwa itu mungkin pamannya yang datang dari
Luwu. Mulailah ia memanggilnya dengan panggilan “ om”. Panggilan tersebut didengar oleh Ibunya. Mulailah.
Menjelaskan bahwa itu adalah ayahnya. Barulah ia mengetahui hal itu.
Masa Kecil Tokoh
Lalladde Ds. Lappae tempat
kelahiran beliau. Di tempat inilah benyak menyimpan kenangan bagi beliau. Sebuah
desa yang berjarak sekitar 23 kilometer dari ibukota Kabupaten Bone,
Sulawesi Selatan. Karena jarak yang cukup jauh dari pusat pemerintahan, desa
ini masih belum tersentuh oleh kemajuan. Jalan yang berlumpur saat hujan,
ditambah lagi desa ini belum tersentuh oleh penerangan listrik. Kebanyakan
warga desa, termasuk tempat tinggal beliau menggunakan penerangan berupa pelita, atau
lambu sumbu dengan bahan bakar minyak.
Layaknya
dusun yang masih terisolir, jalan kampung
beliau banyak dilalui sapi yang lalu-lalang. Sesekali kampung ini dilalui oleh
mobil, yang membuat anak-anak kecil berlarian mengejarnya.Mobil yang lewat
setiap harinya itu bisa di hitung jari.
Dibandingkan mobil, kampung ini
lebih sering dilalui oleh delman kuda. Meskipun masih terisolir, setidaknya kampung
ini merupakan salah satu kampung yang dilalui oleh rute pesawat. Sehingga,
ketika pesawat melintasi langit anak-anak kecil mendongakkan kepalanya dan
menjadi riuh. Meski sering melihatnya, tetap saja mereka berteriak kegirangan
ketika melihat pesawat. Hal itu juga menjadi salah satu kebiasaan/hobby beliau.
Setiap harinya beliau di sibukkan oleh beberapa permainan tradisional. Seperti Main
Kelereng, Main Karet, Main Galaksin, dan Main layangan. Beliau merupakan jagoan
dalam permainan tradisional .
Pernah
sekali beliau ingin sekali bermain Karet. Akan tetapi ia tidak memiliki
Karet.Ia pun meminta uang pada ibunya. Ibunya hanya mengatakan bahwa uangnya belum ada. Ia
kecewa, tapi ia tidak mengatakan sepatahkata pun, Beliau hanya tersenyum.
Beliau mengerti dengan keadaan ibunya yang serba kekurangan. Ia pun kembali
pergi bermain dengan temen-temannya. Didepan rumah, Beliau memungut uang
sebesar 5 Rupiah (sekarang senilai Rp. 5000). Beliau tidak memberitahukan
Ibunya, sebab dalam keluarganya diberlakukan aturan agama sangat ketat. Beliau
ditekankan tidak boleh mengambil barang milik orang lain. Karena beliau tidak
ingin membelanjakan uang tersebut. Terpaksa uang tersebut disimpan di dalam
tiang rumah. Pada saat itu tiang rumahnya dari kayu, jadi apabila dimakan
rayap, tiangnya akan berlubang. Dilubang itulah beliau menyimpan uang tersebut.
Sampai sekarang uang itu masih ada dan tidak bernilai lagi.
Pernah
juga, Beliau mengambil uang ibunya sebesar 150 rupiah (sekarang senilai Rp. 150
Ribu) hanya untuk membeli layangan milik temannya. Ibunya mengetahui bahwa ia
mempunyai uang.Ibunya bertanya “ Ambil uang dimanaki nak?”. Beliau hanya mengatakan Pungut di belakang rumah. Ibunya
melihat uangnya tidak ada. Ibunya mulai curiga. Sebenarnya Ibunya tidak
melarang uangnya diambil.Akan tetapi ia melarang keras anaknya mencuri. Ia
mengambil uang ibunya karena ingin membeli layang layang. Beliau ingin sekali
bermain layangan . Hanya ayahnya yang bisa membuatkannya akan tetapi ayahnya
tidak ada. Ayahnya pergi Mencari nafkah di Malaysia.
Pada akhirnya Beliau pun mengaku.
Beliau dipukuli oleh ibunya . Dari kejadian itu, Ia tidak ingin lagi mengambil
uang ibunya tanpa sepengetahuannya. Layangan yang sudah dibeli tadi diberikan
kepada temannya. Karena dilarang oleh ibunya bermain layangan. Ayahnya kembali
dari Malaysia pada tahun 1982. Ayahnya kembali dan Mengembala sapi milik
oranglain. Ia membantu ayahnya sampai sapi tersebut memiliki anak. Kemudian
anaknya tersebut ia pelihara dan menjadi miliknya. Induknya dikembalikan pada
pemiliknya.
Dari
hasil tersebut, Ayahnya dapat membeli sepetak tanah. Ayahnya mulai membajak
sawah, dan beliau yang menggembala sapi. Dari kesibukan tersebut, tak ada waktu
untuk bermain dengan teman sebayanya. Juga tak ada waktu untuk sekolah. Ia baru
disekolahkan oleh orangtuanya pada tahun 1985. Saat itu ia sudah berumur 10 tahun.
Masa
Pendidikan Tokoh
Keinginan untuk sekolah sangat tinggi. Beliau masuk Sekolah Dasar (SD) pada tahun
1985. Beliau sekolah di SDN 63 Ajjalireng di Panning Ds. Ajjalireng. Beliau berangkat ke sekolah bersama dengan
Adik laki-laki Ibunya. Akrab disapa
dengan Paman. Kebetulan umurnya tidak berbeda jauh. Pamannya sudah kelas II, ia
baru masuk kelas. Beliau dan pamannya juga kadang bermain bersama.
Saat
pertama kali masuk kelas 1, Ia ditertawai oleh gurunya. Karena ukuran tulisan
beliau sangatlah besar. Anehnya Beliau pintar Berhitung dan Membaca. Hanya saja beliau belum pintar
menulis. Beliau termasuk salah satu anak
yang cukup cerdas. Setiap hari beliau diajari oleh gurunya menulis. Hingga
akhirnya ia sudah pandai. Sepulang
sekolah, ia membantu orangtuanya untuk membersihkan rumah. Berhubung ia belum
memiliki adik Perempuan. Beliau juga memiliki adik 3 orang. Tapi semuanya laki-laki. Orangtuanya
sangat merindukan kehadiran anak
perempuan.
Beliau
kesekolah memakai sepatu hanya hari Senin. Hari-hari lain seperti hari Selasa,
Rabu, Kamis, Jumat,dan Sabtu hanya memakai Sandal. Itupun sandal yang dipakai
hanya Sandal jepit. Beliau membeli sepatu dari hasil ia menjual Burung Jawa di
Kebun milik Sepupunya . Beliau menangkap sendiri burung itu. Awalnya Beliau dan
saudaranya memang mengincar buung Jawa .Selain harganya menarik juga banyak di
cari oleh oranglain. Beliau menjualnya seharga 1500 Rupiah ( sekarang seharga
RP 150 Ribu)
Beliau dan Saudaranya sangatlah akur . mereka
tidak pernah bertengkar. Tidak seperti teman seumurannya yang sering
bertengkar. Memang temannya bertengkar tidak pernah sampai mereka saling
menyakiti. Tapi Wajar saja sebagai
anak-anak mereka berlomba untuk mendapatkan
sesuatu. Tetapi, Orangtuanya melarang beliau untuk sering- sering mengejek
adiknya ataupun sampai berkelahi untuk meperebutkan sesuatu. Karena dengan
begitu ia akan semakin mudah di usili atau dijaili oleh adiknya. Beliau sering
bermain bersama adiknya. Olehkarena itu beliau sangat dihargai oleh
adik-adiknya . Terkadang beliau juga merindukan sosok adik perempuan tapi harapan itu hanya dapat disimpan.
Disekolah beliau juga menjadi
kebanggaan guru. Selain Beliau cerdas, ia juga senang membantu guru. Selama
sekolah ia selalu menduduki peringkat 1 . Pernah sekali, Beliau sakit Tifus. Beliau sakit selama satu
semester. Beliau tidak pernah kesekolah. Sampai ulangan semester pun ia tidak
bisa datang. Sebab kesehatannya masih lemah. Saat pembagian rapor, semua teman-temannya
heran. Karena tidak ada yang menduduki peringkat 1. Hanya ada peringkat II dan
Peringkat III.
Beliau juga sangat menggemari
bidang olahraga. Ketika ada perlombaan, beliau tidak pernah absen. Beliau
sering memenangkan lomba lari jarak 100 m, 200 m, 800 m, bulu tangkis dan Sepak Takraw. Beliau
mendapatkan banyak piala dan penghargaan dari lomba yang dia ikuti. Jumlahnya
sudah banyak.
Beliau
adalah siswa yang rajin, dan cukup cerdas. Setiap tugas yang diberikan tidak
pernah dilupakan dan selalu diselesaikan. Jadi wajar saja kalau beliau Menduduki
peringkat I. Beliau selalu mendapatkan hadiah dari guru beliau atas prestasi
yang beliau raih.
Pernah juga pada saat Beliau sudah
Kelas III. Beliau dimasukkan oleh Gurunya kedalam Organisasi Pramuka. Beliau
sangat senang. Itu juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat dirinya.
Karena hanya Beliaulah murid kelas III yang diikutkan. Semua peserta hanya dari
kelas IV, kelas V dan kelas VI. Pada saat menjelang 17 Agustus beliau hanya
latihan , latihan,dan latihan . karena seperti tahun-tahun sebelumnya , Pada
saat 17 belasan berbagai macam lomba di lombakan. Mulai dari Kegiatan pramuka
seperti Smaphore, sandi, Tali-temali hingga seni, Olahraga, dan Rohis ( Rohani Islam).
Dalam bidang Rohis yang diperlombakan adalah Hafalan Surah pendek, Lomba
Tajwid, Tilawah dan lain sebagainya.
Pada saat Perkemahan 17 belasan di
Lap. Sepakbola Tokaseng, Tellu Siattinge. Beliau diikutkan lomba Tilawah oleh
Gurunya. Beliau membaca Q.S Al-baqarah dan berhasil mendapat Juara I sedesa
Ajjalireng. Kemudian Juara 1 se-Tellu siattinge. Beliau sangat senang. Beliau
menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar pada tahun 1989. Dan berhasil mendapat nilai yang sangat tinggi dan
memuaskan diantara nilai teman-temannya.
Setelah menyelesaikan Pendidikannya
di Sekolah Dasar, Pada tahun yang
sama Beliau kembali melanjutkan
Pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beliau melanjutkan
pendidikannya di SMPN 2 Tellu siattinge . Sebuah sekolah yang juga terletak di
desa Lanca. Jarak rumahnya ke sekolah
cukup jauh. Beliau kesekolah dengan jalan kaki. Karena pada saat itu
belum banyak mobil dan motor. Itupun yang memakai motor kesekolah hanyalah
orang-orang yang terbilang mampu dari segi ekonomi.
Beliau Berada di situasi dan
suasana yang baru tentu harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya
tersebut. Beliau harus pandai-pandai mengatur waktunya. Karena sepulang sekolah
, Beliau harus membantu Orangtuanya di sawah. Dari membajak sawah, menanam Padi
sampai Panen Ia membantu Ayahnya. Setiap Pagi, Beliau sering terlambat ke
sekolah. Beliau bangun subuh, Setelah salat, Beliau kesawah dengan keadaan
masih gelap. Beliau disawah sampai matahari hampir terbit. Beliau baru
diizinkan pulang orang ayahnya. Otomatis Beliau sering terlambat. Sementara,
Perjalanan kesekolah cukup jauh. Ia harus berjalan kaki selama Kuranglebih 30
menit. Sering teman-temannya sudah belajar , Beliau baru tiba disekolah. Beliau
menjelaskan alasannya. Kadang dimaklumi. Tapi
karena keseringan terlambat, gurunya marah. Beliau masih menahan malu
pada teman-temannya.
Disamping itu, Beliau dipercayakan oleh gurunya sebagai pemimpin gerak jalan. Anggotanya ada dari
kelas VIIIA, VIIIB, VIIA, dan VIIB. Kebanggaan
karena Beliau harus memimpin seniornya serta teman seangkatannya.
Awalnya beliau malu, tapi keseringan komunikasi, bercanda, tertawa akhirnya
beliau sudah tidak canggung lagi.
Karena keseringan terlambat, Beliau
merasa malu pada gurunya dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Beliau tidak
menyelesaikan sekolahnya, beliau hanya
sampai dikelas VII semester II.
Masa Pengorbanan Tokoh
Pada tahun 1990, Beliau
tidak lagi menikmati masa-masa tinggal bersama kedua orangutan dan adik-adiknya. Beliau sudah tidak sekolah
lagi. Untuk membantu pemasukan kedua
orangtuanya, Ayahnya menyarankan agar Beliau berangkat ke Sandakan,
Malaysia. Beliau disana hanya tinggal
selama 2 tahun. Pekerjaan yang kerjakan adalah belajar berkebun. Beliau baru
belajar berkebun karena pada saat beliau tinggal bersama kedua orangtunya
beliau hanya diajar oleh ayahnya bersawah. Beliau belajar menanam sayur,
berbagai macam sayuran beliau tanam. Karena beliau harus bekerja setiap hari,
Beliau tidak tahan karena gaji/upahnya tidak diberikan. Beliau memutuskan untuk
berhenti bekerja. Semua gaji/upahnya hanya diganti dengan jam Tangan. Bukankah
itu rugi?
Karena merasa dirugikan dengan pekerjaan itu, Beliau terpaksa Pindah ke
Pekerjaan yang lain. Beliau pindah, Beliau kerja kebun kelapa sawit. Gaji yang
beliau terima pada saat itu adalah 300 ringgit/perbulan ( Rp. 600.000/perbulan).
Beliau bekerja ditempat itu hanya 2 bulan. Tidak lama Pekerjaannya ditutup,
karena Kebun kelapa sawit milik oranglain itu akandijual dan dipindahalikan. Otomatis Beliau berhenti
lagi. Tidaklama berhenti, beliau bekerja
sebagai pekerja kontrak dengan gaji 900 Ringgit/bulan ( Rp. 1.800.000/bulan).
Lama- kelamaan gajinya tidak dicairkan. Gajinya diberikan apabila pekerjanya ingin pulang kampung. Karena tidak lelah dengan pekerjaanya beliau
memutuskan untuk pulang. Ketika ingin pulang beliau meminta gajinya dan
diberikan sebesar 750 Ringgit (1.500.000). Beliau kembali kekampung halamannya
pada tahun 1996.
Masa
Tokoh Berkeluarga
Pada tahun 1996 belum telah kembali. Ketika beliau
kembali, kedua orangtuanya berniat untuk menunaikan rukun islam yang ke-6. Tiga
bulan kedua orangtuanya menunggu giliran. Dulu tidaklah sama dengan zaman
sekarang. Sekarang Orang menunggu selama bertahun-tahun . Tiga bulan menunggu
akhirnya kedua orangtuanya akhirnya dapat menunaikan ibadah haji. Karena kedua orangtuanya sedang menunaikan
ibadah haji, jadi beliau dan keempat adiknya tinggal bersama. Satu bulan
lamanya, kedua orangtuanya berada disana.
Adik bungsunya, perempuan.
Satu-satu perempuan dalam keluarganya. Dia sangat disayang oleh ibunya. ketika
itu sudah berumur 9 tahun masih sedih dan
kangen dengan ibunya. Ketika
mendengar kabar orangtuanya akan pulang beliau sangatlah senang. Beliau dan adiknya berniat akan menjemput kedua
orangtuanya.
Beberapa minggu setelah kedatangan kedua
orangtuanya, semua keluarganya termasuk nenek kakeknya menyarankan agar
beliau mencari pendamping. Semua menginginkan beliau menikah. Karena beliau
merupakan anak yang pendiam dan sabar. Masalah jodoh ia serahkan kepada kedua
orangtuanya. Karena keputusan beliau, kedua orangtuanya telah memilih yang
tepat buat dirinya. Usianya selisih setahun. Menurut orangtuanya ia merupakan
orang yang sabar. Sama seperti sifat beliau.
Dari sinilah beliau bertemu dengan seorang wanita idamannya. Meskipun
beliau belum saling mengenal satu sama lain. Tapi beliau dan istrinya bisa
melalui semua masalah yang beliau hadapi bersama dengan istri tercintanya.
Beliau menikah pada tahun 1996. Awal
menikah beliau tidak langsung memiliki rumah. Beliau tinggal bersama mertuanya.
Setiap hari beliau membantu mertuanya ke sawah. Dari sinilah beliau mendapat
uang tabungan sendiri. Dari tabungan itulah, Beliau Berangkat ke Malili bersama
Istri dan anak pertamanya. Pada saat itu anaknya masih belum cukup dua bulan.
Orangtuanya sangat khawatir akan keadaan cucu pertamanya tersebut. Disinilah
beliau mencari nafkah dan hidup. Jauh dari kedua orangtua merupakan suatu
beban, tapi beliau mengingat bahwa pada saat beliau masih kecil orangtuanya
pernah berkata “ Dimana ada perkumpulan pasti ada perpisahan”. Kata –kata itu
sudah terbukti. Pada saat beliau masih kecil , mereka semua tinggal bersama,
tapi sekarang semuanya telah berpisah.
Tokoh
dimata Guru
Beberapa alasan guru beliau pada saat sekolah. Dalam
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya , Ia tidak pernah terlibat
perkelahian sesama teman-temannya. Ia sangat ramah. Karena keramahannya, Ia juga diangkat sebagai ketua kelas 1 sampai
dengan kelas VI. Ketika ditanya mengenai kepribadian dan Sikap Beliau semasa sekolah dulu. H. A. Syamsul Bahri S.pd, guru beliau, mengatakan “Dia orang yang cerdas, tidak pernah absen dalam peringkat dikelasnya. Memang pada saat sekolah,
dia sering meminta izin biasa dari 3
hari sampai dengan 1 bulan lamanya. Tapi dia tidak pernah ketinggalan mata
pelajaran dikelas. Dia selalu hadir
dalam juara peringkat kelas. Prestasinya hanya pernah menurun Sekali selama 12
semester. Itupun kerena pada saat itu dia sakit tifus dan harus dirawat di
rumah, sehingga dia tidak bisa kesekolah
selama satu semester full” jelasnya.
Di Sekolah Menengah Pertama Beliau langsung
dipercayakan sebagai Ketua Kelas di
Kelasnya, Kelas VIIB. Disekolah , Beliau termasuk siswa yang pendiam tidak banyak
bicara. Beliau termasuk orang yang
sabar. “Saya menyarankan agar beliau
melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, tidak hanya sampai di
SMP, Saya sangat menyanyangkan dulu ia
putus sekolah di SMP. Karena sebenarnya otaknya mampu, ekonominya juga mampu
tapi ia didesak oleh ayahnya untuk belajar bersawah” Lanjutnya
Tokoh
dimata Masyarakat
Keakrabannya
dengan masyarakat dinilai sangat baik. Masyarakat memberikannya
kepercayaan. Beliau dipilih oleh
masyarakat untuk diangkat sebagai Imam di mesjid yang beliau tinggal saat ini
Desa Parumpanai Kab. Luwu Timur. Beberapa desakan masyarakat membantah
alasannya yang tidak masuk akal. Beliau tidak ingin menjadi Imam karena
Pemahamannya tentang agama belum terlalu tinggi. Karena semua masyarakat sangat
menginginkan agar beliaulah yang menjadi Imam pertama di Kampung itu.
Sebenarnya menjadi imam itu tidak mudah seperti yang mereka bayangkan hanya
datang Shalat Subuh, Dhuhur, Ashar sampai Shubuh. Setelah sekian lama berdebat, akhirnya beliau
untuk menerima kepercayaan masyarakat. Tapi Beliau mengatakan bahwa Beliau
hanya ingin menjadi Imam selama 3 Tahun.
Selama menjadi Imam banyak sekali
suka duka yang Beliau lalui bersama Istri dan anak-anaknya . Mungkin inilah
yang dinamakan Cobaan hidup. Setelah
Tiga tahun Beliau membicarakan perjanjian yang Beliau putuskan pada saat awal
menjadi Imam . Masyarakat sangatlah
sedih dan menginginkan beliau lagi
melanjutkan lagi. Karena semenjak beliau menjadi Imam, dari masyarakat
yang dulunya tidak pernah ke masjid, sekarang mulai berdatangan. Itu merupakan
wujud kebanggaan masyarakat pada Beliau. Setiap kali ingin membicrakan
keputusannya kepada masyarakat , Masyarakat tidak saja ingin beliau
memberhentikan dirinya imam. Beliau baru diizinkan oleh masyarakat setelah 7
Tahun.Beliau sangat bangga karena masyarakat sampai sekarang tidak ada yang
berubah sikap dan perilakunya.
Tokoh
dimata Orangtua
Beliau merupakan Anak pertama. Jadi beliaulah yang memberikan contoh kepada
adik-adiknya. Beliau merupakan anak yang berbakti kepada orangtua, taat ibadah,
serta menyayangi adik-adiknya. Pada saat adiknya kecil , beliau yang menjaga
adik-adiknya , mengajaknya bermain juga mengajar adiknya pada saat beliau sudah
sekolah. Setiap beliau pulang sekolah, ayahnya menyuruh beliau
untuk mengembala dan membantunya disawah. Dari membajak sawah, menanam
Padi sampai Panen Ia membantu Ayahnya. Setiap Pagi, Beliau sering terlambat ke
sekolah. Beliau bangun subuh, Setelah salat, Beliau kesawah dengan keadaan
masih gelap. Beliau disawah sampai matahari hampir terbit. Beliau baru
diizinkan pulang orang ayahnya. Otomatis Beliau sering terlambat. Sementara,
Perjalanan kesekolah cukup jauh. Ia harus berjalan kaki selama Kuranglebih 30
menit. Sering teman-temannya sudah belajar , Beliau baru tiba disekolah. Beliau
menjelaskan alasannya. Kadang dimaklumi. Tapi
karena keseringan terlambat, gurunya marah. Beliau masih menahan malu
pada teman-temannya. Tapi beliau tidak pernah marah, geram, maupun
bermuka masam pada ayahnya. Beliau
sangat bersyukur sampai sekarang
masih mempunyai kedua orangtua.
Lampiran ( Foto-foto)
Pict 1.
Sahida ( Istri Syamsuddin)
Pict. 2 Syamsuddin
dan Sahida
Pict. 3
(Nurmayani.S & NurAziza .S)
Pict 4. Muh. Arif .
S
Pict 5. Muh Afiq .S
Pict 6. Muh Azhari. S
Tentang Penulis
Nama :
Nurmayani.S
Tempat, Tggal, Lahir : Bone, 27 Mei 1998
Alamat :
Lalladde, Ds. Lappae Kab. Bone
Agama :
Islam
Cita-cita :
Translater dan Staff Administrasi Marketing
Nurmayani.S adalah Anak pertama dari
buah hati pasangan Syamsuddin dan Sahida. Ayah
dan Ibunya mulai mengenalkannya dunia pendidikan pada Tahun 2003 dibangku
Sekolah Dasar. Ia masuk Sekolah dasar pada Usia 5 tahun di SDN 254 Laroeha. Tepatnya di Desa
Parumpanai, Kec. Wasuponda Kab. Luwu Timur. Selama sekolah ia selalu masuk dalam
peringkat kelas. Tapi, ia tidak pernah diizinkan untuk ikut Olimpiade mewakili sekolahnya.
Alasannya Orangtuanya melarang, karena usianya sangat muda dibandingkan dengan usia
teman-temannya. Orantuanya khawatir, ia tidak bisa belajar dan memahami semua
matapelajaran yang akan diperlombakan.
Pada tahun 2008, Ia
berhasil menyelesaikan pendidikan
di SDN 254 Laroeha dengan nilai tertinggi ke 3 . Pada tahun yang sama Ia melanjutkan
pendidikan di SMPN 2 Tellu Siattinge,Kab. Bone. Disamping aktivitas belajar
setiap hari, aku mengikuti berbagai Kursus seperti Bahasa Inggris dan Komputer.
Ia juga menggeluti berbagai organisasi
seperti, organisasi Pramuka dan Palang
Merah Remaja (PMR). Selama ia sekolah di SMP, lagi-lagi ia tidak pernah
diikutkan oleh gurunya untuk ikut Olimpiade, alasannya Ia pintar, tapi temannya
jauh lebih pintar. Pada tahun 2013
Ia berhasil menyelesaikan studinya di
SMPN 2 Tellu Siattinge, dengan nilai yang memuaskan. Dan berhasil masuk 10 Besar
terbaik seluruh kelas IX. Ia menduduki urutan ke-7 dari sekian banyaknya siswa kelas IX di sekolahnya.
Ditahun yang sama ,Ia melanjutkan Study di Salah satu sekolah di
Kabupaten Bone.Ia bangga bisa masuk di SMAN 1 Tellu Siattinge dan menuntut ilmu disana. Beberapa Misi yang
ingin ia Gapai salahsatunya adalah bisa mahir dalam berbahasa Inggris ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar